Contoh Latar Belakang Skripsi Problem Posing

Pengajaran Tata Nama Senyawa Dengan Pendekatan Problem Posing Pada Siswa Kelas X SMA Wisuda Pontianak

* Oleh :  Lukman Hadi

Pendidikan kimia sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional mulai diajarkan pada jenjang pendidikan menengah. Hal ini mengingat pentingnya peranan kimia baik aspek penalaran maupun pada aspek penerapannya dalam rangka penerapan ilmu dan teknologi. Selain itu kimia juga merupakan pengetahuan dasar yang sangat dibutuhkan untuk mempelajari berbagai cabang ilmu pengetahuan lainnya.

Mata pelajaran kimia di SMA bertujuan agar peserta didik memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), 2006 : 2). 

Salah satu materi kimia yang dipelajari di kelas X semester 1 adalah Tata nama senyawa. Materi tata nama senyawa yang diajarkan kepada siswa pada dasarnya merupakan materi yang dipersiapkan untuk mengikuti pelajaran pada tahap berikutnya, sehingga keberhasilan pembelajarannya sangat ditekankan. Menurut Sri Juari Santosa, dkk (2006 : 81) konsep tata nama senyawa penting dalam mempelajari reaksi kimia dan persamaan reaksi.

Namun berdasarkan kenyataan di lapangan, masih banyak siswa yang hasil belajar kimianya belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pra riset tanggal 7 September 2006 di kelas XI IPA SMA Wisuda Pontianak, yang menunjukkan bahwa dari 26 siswa yang diberikan tes tata nama senyawa dalam bentuk soal esai, 100 % siswa masih belum mencapai standar ketuntasan belajar minimum (SKBM) sebesar 50.

Dari hasil wawancara dengan beberapa orang siswa di SMA Wisuda Pontianak, menunjukkan bahwa secara umum siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi tata nama senyawa karena penjelasan guru terlalu cepat, guru jarang memberikan kesempatan untuk bertanya, dan dalam proses pelaksanaan pengajaran khususnya dalam menyampaikan materi tata nama senyawa tidak pernah diadakan diskusi kelompok di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan penelitian para ahli diantaranya, Wiseman (1981), Nakhleh (1992), Kirkwood dan Symington (1996) (dalam Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, 2001), menunjukkan banyak siswa yang dapat dengan mudah mempelajari mata pelajaran lain, tetapi mengalami kesulitan dalam memahami prinsip-prinsip dan konsep-konsep kimia, seperti konsep tata nama senyawa.  Berdasarkan penelitian Kirkwood dan Symington (dalam Eny Enawaty, 2006) kesulitan-kesulitan yang dialami siswa disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan situasi belajar di kelas, pendekatan pembelajaran dan strategi yang digunakan guru. Dan keberhasilan suatu pembelajaran sangat tergantung pada strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusasi Muhammad (2003) dan Brown (1993) (dalam Eny Enawaty, 2006) bahwa pembelajaran dengan pendekatan problem posing meningkatkan prestasi belajar kimia siswa. Pendekatan problem posing mempunyai beberapa kelebihan yaitu dapat meningkatkan kemampuan problem solving, mengembangkan pengertian dan prerspektif yang lebih baik serta membantu mengurangi rasa cemas dalam pembelajaran. Disamping itu, siswa yang mengajukan rumusan soal mereka sendiri lebih bermotivasi untuk memecahkan soal tersebut daripada jika mereka diberikan soal dari buku-buku teks atau dari guru.

Ruseffendi (1998) (dalam Eny Enawaty, 2006) mengatakan untuk membantu seseorang siswa memahami soal dilakukan dengan menulis kembali soal dengan kata-kata sendiri, dengan kata lain menulis soal dalam bentuk operasional. Pendapat lain disampaikan oleh Cars yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat dilakukan dengan cara membiasakan siswa atau kelompok siswa berani membuat soal atau pertanyaan (Sutawijaya, 1998).

Berdasarkan hal-hal di atas, maka peneliti tertarik untuk menerapkan dan mengkaji tentang pengaruh pendekatan Problem Posing pada pembelajaran kimia, khususnya pada materi Tata Nama Senyawa di kelas X SMA Wisuda Pontianak