sponsored

Friday, March 7, 2008

makalah budaya menulis

Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan Dengan Budaya Menulis di Kalangan Mahasiswa
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menulis bagi seorang mahasiswa bukan merupakan hal yang baru, karena hampir setiap matakuliah memberi tugas untuk membuat makalah, laporan, resume, dan lain-lain kepada mahasiswa baik sebagai tugas kelompok maupun individu. Sebenarnya sistem yang dilakukan seperti diatas secara tidak langsung melatih mahasiswa agar terbiasa menulis, akan tetapi pada kenyataannya tidak jarang pula didapati makalah atau laporan yang dibuat oleh seorang mahasiswa bukanlah hasil kreasinya sendiri tetapi dibuat oleh orang lain.
Padahal bila dikaji lebih dalam dengan menulis seorang mahasiswa akan menemukan hal-hal baru, dimana biasanya seoarang mahasiswa yang akan mengerjakan suatu tulisan akan mencari bahan tulisan baik dari literatur seperti buku, internet, koran, majalah, jurnal dan lainn-lain sehingga dengan menulis juga seorang mahasiswa dapat menambah pengetahuan karena sebelum menulis juga seorang mahasiswa dituntut untuk banyak membaca. Membaca dan menulis adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran. Lewat membaca dan menulis wawasan akan semakin bertambah, ilmu akan semakin berkembang. Perkembangan ilmu pengetahuan diperoleh melalui membaca dan menulis.
Rendahnya kemampuan seorang mahasiswa dalam belajar dan pemahaman mahasiswa tentang suatu materi pelajaran, terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat membaca dari mahasiswa itu sendiri, didalam kelas sering kita temui saat dosen menjelaskan suatu materi mata kuliah, mahasiswa hanya termangu dan diam seribu bahasa tidak mengeluarkan suatu kata pertanyaan ataupun komentar tentang materi yang sedang dibahas. Ketermanguan dan keterdiaman mahasiswa bukanlah karena sudah paham tentang materi yang sedang dibahas tetapi karena tidak paham bahkan kadang-kadang tidak mengerti sama sekali. Ini dapat juga dilihat ketika dosen mengajukan pertanyaan tidak sedikit mahasiswa yang hanya diam saja. Hal serupa juga terjadi karena mahasiswa tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya karena takut salah menjawab, hal ini disebabkan mahasiswa tidak terbiasa mengungkapkan pendapatnya.hal ini menunjukan bahwa tingkat membaca dari mahasiswa sangatlah kurang. Untuk itu perlu di ambil suatu cara untuk membiasakan mahasiswa didalam membaca, baik tentang didiplin ilmunya, ilmu sains, masalah – masalah masyarakat ataupun tentang pendidikan. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan membiasakan mahasiswa untuk menulis. Dengan menulis maka seseorang akan dapat rajin membaca, dengan rajin mambaca maka pengetahuan akan bertambah, dengan demikian akhirnya akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. selain itu dengan menulis mahasiswa (peserta didik) dilatih untuk berani mengungkapkan pendapatnya melalui tulisan.

2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa permasalahan berikut ini:
1 Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia.
  2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kualitas pendidikan
3. Jalan apa saja yang dapat ditempuh guna meningkatkan kualitas pendidikan
4. Apakah dengan menulis dapat meningkatkan kualitas pendidikan
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari karya tulis ini adalah
1. Untuk mengetahui tingkat / kualitas pendidikan
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan
3. Untuk mencari jalan alternatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan










BAB II
LANDASAN TEORI

Dunia ide dan tulisan ditanah air, selama bebrapa tahun belakangan ini mengalami peningkatan. Indikasinya, semakin banyak penerbit buku yang bermunculan dan semakin banyak media cetak yang beredar dipasaran. Hal ini memungkinkan diakomodirnya para penulis yang juga jumlahnya semakin bertambah. Kemeriahan dan kegairahan dunia ide dan tulisan kita juga ditambah dengan semakin banyaknya jurnal-jurnal yang mencuat kepermukaan. Akan tetapi meningkatnya kuantitas penerbitan dan media massa kita juga diimbangi dengan kualitas? Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan penelitian yang mendalam.
Menulis pada hakekatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, dialami, dirasakan, dan dipikirkan kedalam bahasa tulisan. Hampir tiap orang pernah melakukan aktivitas menulis. Misal menulis pesan, memo, surat, buku harian, laporan, buku dan lain-lain. Menulis adalah proses latihan dan mencoba terus menerus. Kemampuan menulis ibaratnya juga seperti mata pisau, agar tidak berkarat mata pisau tersebut harus dipakai dan diasah terus menerus.
Masyarakat yang maju dan saintifik adalah masyarakat yang memiliki hasrat Wawasan 2020. Masyarakat yang maju dan saintifik senantiasa bersedia menerima perubahan untuk menjadi lebih baik. Kemajuan dapat pula berarti berubah kearah yang lebih baik. Untuk itu diperlukan pikiran terbuka untuk menerima idea baru dan berubah mengikuti objektif yang dikehendaki.
Agen perubahan utama yang teramat penting ialah pendidikan. Pendidikan dan latihan merupakan wahana terpenting di dalam pembangunan sumber daya manusia ke arah pencapaian tujuan pembangunan negara. Pendidikan yang memliki kualitas bertaraf dunia atau world class akan menentukan kejayaan perubahan insan dalam suatu Negara.
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang kompleks, berdimensi luas dan banyak variabel yang mempengaruhinya. Sebagai suatu proses psikologis pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari segi perspektif mengajar, pelakunya adalah guru/dosen (pendidik), sedangkan dari segi perspektif belajar, pelakunya adalah siswa/mahasiswa yang melakukan aktifitas belajar. Dengan demikian, pendidikan adalah proses interaksi pendidik dan peserta didik yang memiliki tujuan tertentu. Perubahan dalam pendidikan tidak dapat dielakkan. Masa dan pelbagai faktor lain menuntut perubahan dalam pendidikan, sehingga perubahan ialah salah satu fakta yang wujud dalam pendidikan.
Pembangunan dalam pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Oleh sebab itu arah pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan garapan pendidikan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu dengan melibatkan berbagai pihak dari keluarga, masyarakat sampai pemerintah.(Wahyudin Dinn:2005).
Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamik sesuai dengan perubahan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era globalisasi dan informasi saat ini, keterbukaan telah menjadi karakteristik kehidupan yang demokratis, dan hal ini membawa dampak pada cepat usangnya kebijakan maupun praksis pendidikan.
Parameter kualitas pendidikan, baik dilihat dari segi pasokan, proses, dan hasil pendidikan selalu berubah. Tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama Pemerintah, masyarakat dan orang tua. Oleh sebab itu, pendidikan harus secara terus-menerus perlu ditingkatkan kualitasnya, melalui sebuah pembaruan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada publik (stakeholders) agar mampu mempersiapkan generasi penerus bangsa sejak dini sehingga memiliki unggulan kompetitif dalam tatanan kehidupan nasional dan global.
 Perihal yang mengkhawatirkan ialah ketika sistem pendidikan tinggi di Indonesia belum menunjang upaya lebih maju bagi peningkatan “mutu” mahasiswa secara kualitatif. Masih membekas dalam catatan bahwa mutu pendidikan Indonesia berada dalam kondisi terpuruk dan terburuk di mata dunia Buruknya sistem pendidikan (SDM) di Indonesia, dapat dilihat pada Laporan Pengembangan Manusia (HDR 2002-UNDP). Human development index (HDI) Indonesia mendapat nilai 0,684 atau rangking 110 di bawah Vietnam yang mendapat nilai 0,688 (urutan 109), Cina 0,762 (urutan 96), Filipina 0,754 (urutan 77), Thailand 0,762 (urutan 70), Malaysia 0,782 (urutan 59), Brunei Darussalam 0,856 (urutan 32), Singapura 0,885 (urutan 25), dan Jepang 0,933 (urutan 9). Perlu diketahui, HDI adalah indeks campuran yang merupakan ukuran rata-rata prestasi atas tiga dimensi dasar dalam pengembangan atau pembangunan manusia, yaitu (a) Kesehatan (a long and healty life); (b) pengetahuan (knowledge); (c) kelayakan standard hidup (a decent standard of living). Selain itu kualitas SDM Indonesia pada tahun 1990 berada pada peringkat 76 dari 230 negara; tahun 1991 dan 1992 peringkat 98 dari 160 negara; tahun 1993 peringkat 108 dari 174 negara; tahun 1996 peringkat 102 dari 174 negara; tahun 1997 peringkat 96 dari 174 negara. Ditambah lagi data hasil survei dalam Spektrum Pengelolaan Lapangan dalam Dunia Pendidikan menunjukkan Indonesia berada pada peringkat 102, di bawah Vietnam (101) dan Aljazair (100). Kondisi kritis pendidikan Indonesia, semestinya menjadi perhatian serius semua pihak yang terlibat, mulai dari pengambil kebijakan sampai si penerima manfaat seperti mahasiswa dan masyarakat. Semua komponen tidak dapat melepaskan diri dari situasi ini. Bagi mahasiswa ”mutu” pendidikan merupakan masalah pokok untuk kepentingan bersama. Saat ini mahasiswa umumnya terlena menikmati bangku kuliah sebagai “status” atau tempat “gaul”. Jikapun ada, sebagian kecil yang cerdas dan pintar dalam teori, juga “terkesan” tidak peduli pada lingkungan sekitarnya dan merasa tidak bertanggung jawab.










BAB III
METODOLOGI

Penulisan karya tulis mahasiswa ini disusun berdasarkan telaah pustaka dari literatur-literatur yang sesuai dengan topik penulisan. Literatur-literatur yang digunakan merupakan literature-literatur yang bersifat primer (journal) dan sekunder (text book).Berdasarkan penelusuran literatur ini kemudian diperoleh data yang bersifat primer dan sekunder.
Tulisan ini juga menggunakan metode kualitatif dengan menghasilkan data yang deskriptif yang berupa kata-kata yang secara rasional. Prosedur pemecahan masalah dilakukan berdasarkan pada permasalahan yang ada di dalam kampus. Permasalahan yang menjadi dasar dalam penulisan karya tulis ilmiah ini timbul setelah diketahui bahwa mahasiswa di lingkungan kampus atau perguruan tinggi sangat sulit untuk membuat karya tulis yang mana disertai dengan rendahnya minat belajar mahasiswa.
Meskipun pemerintah telah membuat peraturan atau kebijakan untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan tetapi pada kenyataannya langkah pemerintah tersebut belum bisa untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan. Dalam pendidikan banyak sekali faktor yang mempengaruhi kualitas dari pendidikan mulai dari kebijaksanaan pemerintah,sarana dan prasarana ,dosen/guru serta peserta didik sendiri.
Usaha pemecahan masalah masih rendahnya kualitas pandidikan dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan. Melalui telaah pustaka kemudian setelah itu dijabarkan dalam bentuk karya tulis yang logis, dinamis, objektif dan realistis yang merupakan pemikiran kritis mahasiswa berdasarkan pandangan kritis terhadap situasi dan kondisi yang berkembang saat ini sehingga diperoleh kesimpulan tentang pemecahan masalah yang terjadi secara keseluruhan.





BAB IV
PEMBAHASAN

1. Kualitas Pendidikan Indonesia
Suatu pendidikan dipandang bermutu-diukur dari kedudukannya untuk ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional-adalah pendidikan yang berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian
Pernyataan pendidikan dalam usaha pembangunan diberbagai bidang jelas diperlukan . stimulasi dan upaya pendidikan pada masyarakat yang sedang mambangun ternyata membarikan hasil yangmemuaskan didalam mangatasi persoalan – persoalan dan hajat hidup orang banyak., baik dibidang perbaikan sistem politik,sosial ekonomi,maupun sosial budaya.
 Tantangan utama pembangunan pendidikan di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tingkat pendidikan penduduk Indonesia relatif masih rendah;
b. Dinamika perubahan struktur penduduk belum sepenuhnya dapat diatasi dalam pembangunan pendidikan;
c. Masih terdapat kesenjangan tingkat pendidikan yang cukup lebar antar kelompok masyarakat, seperti antara penduduk kaya dan penduduk miskin, antara penduduk laki – laki dan penduduk perempuan, antara penduduk di perkotaan dan penduduk di perdesaan,dan antardaerah;
d. Fasilitas pelayanan pendidikan belum tersedia secara merata, terutama di daerah perdesaan, terpencil, dan kepulauan, sehingga menyebabkan sulitnya anak-anak mengakses layanan pendidikan;
e. Kualitas pendidikan relatif masih rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan kompetensi peserta didik;
f. Manajemen pendidikan belum berjalan secara efektif dan efisien, terutama karena desentralisasi pendidikan belum sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik. Hal iniditandai oleh, antara lain, belum mantapnya pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing tingkat pemerintahan, termasuk kontribusinya dalam penyediaan anggaran pendidikan

Mengutip kata-kata bijak para filosof, pendidikan sejatinya ditujukan untuk membantu memanusiakan manusia. Pendidikan tersebut harus mencakup unsur jasmani, rohani dan kalbu. Implementasi ketiga unsur itu dalam format pendidikan niscaya menghasilkan lulusan dengan nilai kemanusiaan yang tinggi.Hanya saja, kita melihat pendidikan di Indonesia sangat jauh dari yang diharapkan bahkan jauh tertinggal dengan Negara-negara berkembang lainnya. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari rendahnya kualitas SDM yang dihasilkan. Pendek kata, pendidikan kita belum mampu mengantarkan anak didik pada kesadaran akan dirinya sebagai manusia. Haryadi Daspan (2006)
kualitas pendidikan Indonesia buruk kiranya sudah lama diketahui orang. Bahkan, sumber daya manusia Indonesia terburuk di antara negara-negara berkembang juga sudah sering dinyatakan dalam sejumlah temuan riset. Apa yang menjadi penyebab semua ini juga sudah banyak dibicarakan oleh para ahli pendidikan..
Upaya pembenahan kurikulum, perbaikan prasarana dan sarana, manajemen perguruan tinggi merupakan hal penting, namun tanpa adanya peserta, semuanya itu menjadi kurang bermakna. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi mutu pendidikan tinggi adalah peserta didik yang bemutu. Apa pun bentuk pengelolaan perguruan tinggi, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas produktivitas yang berkelanjutan, karena tahap akhir kualitas kinerja perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kualitas kinerja kolektif masing-masing anggota sivitas akademika, termasuk di dalamnya,yakni mahasiswa selaku peserta didik .Dengan demikian maka pengelolaan mahasiswa harus mempunyai sasaran utama, yaitu kenaikan kualitas produktivitasnya melalui peningkatan efisiensi belajar sebagai peserta didik
Di era pasar bebas pada abad ke -21 ini, perguruan tinggi harus dapat mengantisipasi berbagai tuntutan. Pertama, persaingan tenaga kerja yang mengglobal, yang masuk bersama penanaman modal asing sebagai konsekuensi diberlakukannya perjanjian ASEAN-AFTA (mulai tahun 2002), WTO-GATT dan APEC (mulai tahun 2010). Untuk antisipasi hal ini perguruan tinggi harus mampu menjamin hasil didiknya di berbagai bidang profesi untuk memperoleh sertifikat profesi sebagai syarat untuk memperoleh hak bekerja sesuai dengan kompetensi kepakaran yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
Kedua, perguruan tinggi harus mampu menyiapkan hasil didik yang kompetennya dinilai tidak hanya atas dasar penguasaan pengetahuan dan keterampilan,tetapi juga penguasaan sikap dan semangat kerja, kemampuan berkomunikasi,interpersonal, kepemimpinan, kerja sama tim, analisis permasalahan dan sintesis pemecahan masalah, disiplin, teknologi informasi, pemanfaatan komputer, fleksibilitas kerja, mampu mengelola kekaburan masalah, dapat bekerja dalam berbagai budaya, pemahaman globalisasi, terlatih dalam etika kerja, serta menguasai bahasa asing sebagai
Produktivitas dan mutu karya tulis seorang mahasiswa mencerminkan mutunya sebagai peserta didik yang mampu menjalankan fungsi keilmuan, bukan sekadar belajar dikelas saja . Pada gilirannya, hasil belajar mahasiswa yang banyak membaca, menulis, dan meneliti, akan berbeda dengan mereka yang hanya belajar dengan hanya menghafal saja..
Perguruan tinggi sebagai sistem produksi dapat dinilai dengan tolok ukur:(a) mutu layanan, (b) mutu hasil didik (produk), dan (c) mutu pengelolaan proses pembelajaran. Mutu layanan jasa perguruan tinggi mencakupi: tepat waktu pendidikan,jaminan keberhasilan pendidikan, atmosfir akademik yang mendukung; tidak adanya diskrimanis layanan jasa pendidikan; otonomi penyelenggaraan program;kompetitif dalam kemudahan layanan dan kepercayaan penyelenggaraan.
Mutu hasil didik, mencakup: kompetensi pengetahuan dan sikap yang bersertifikasi, dan kompetitif secara nasional dan global; fleksibel hasil didik untuk pindah minat pendidikan dalam proses long life education ; akreditasi penyelenggaraan program; kemampuan membentuk jaringan kerjasama,dengan dikenai prestasi mutu hasil didik.
Mutu pengelolaan proses pembelajaran, mencakupi: efisien, akuntabel disertai evaluasi diri minimum persyaratan pembatas; program terencana dan terfasilitasi dengan baik; satuan biaya kompetitif, berbagai fasilitas kemudahan studi; otonomi penyelenggaraan, fleksibel, akuntabel, dalam jaringan kerjasama penyelenggaraan pendidikan secara nasional maupun internasional.
Suatu perguruan tinggi selalu bercirikan suatu satuan organisasi profesional, dimana hasil dan dampak yang tersalurkan ke masyarakat selain ditentukan oleh kinerja civitas akademika (dosen dan karyawan), tetapi juga sangat ditentukan oleh kemampuan yang dilandasi oleh kreativitas dan kecerdikan yang dimiliki peserta didik.
Bagaimanapun, berdasarkan hasil penelaahan dan pengalaman lapangan tentang organisasi dapat disimpulkan bahwa kreativitas, kecerdikan, dan produktivitas suatu lembaga profesional lebih terangsang oleh pola kerja yang luwes dan mandiri daripada pola kerja yang terstruktur secara kaku. Hal inilah yang dapat dijadikan alasan yang kuat agar perguruan tinggi dapat dikelola berdasarkan asas otonomi.
Meskipun dalam perkembangan sejarah, asas otonomi ( yang biasanya berpasangan dengan kebebasan akademik) sering berubah makna dan pelaksanaannya, namun asas ini tetap hidup dan tetap menjadi tuntutan, karena otonomi (kebebasan akademik) sudah sejak lama menjadi ciri kelompok masyarakat yang secara langsung terlibat dengan kegiatan lembaga pendidikan tinggi yang dikenal sebagai universitas.
Perguruan tinggi tidak diselenggarakan dalam "ruang hampa", tetapi selalu terkait dan tergantung pada lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Hal ini mengakibatkan tata nilai, norma, perundangan, peraturan yang menjadi rambu-rambu dan memandu perkembangan masyarakat, selalu harus diperhatikan dan menjadi acuan dalam pengelolaan perguruan tinggi.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan
Banyak faktor yang menyebabkan mutu pendidikan pada umumnya,yaitu sarana dan prasarana, tenaga pendidik, kebijaksanaan pemerintah,serta mutu peserta didik.
a. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang yang mempengaruhi kualitas pendidikan,dengan sarana dan prasarana yang memadai dapat membuat kegiatan belajar mengajar berjalandengan lancar. Dengan tersedianya Sarana dan prasaran juga dapat membuat peserta didik menjadi semangat untuk belajar.tetapi pada kenyataannya saat ini sarana dan prasara yang ada sangatlah terbatas, mulai keadaan gedung yang tidak memadai (bocor),kursi yang reyot,dan masih benyak kekurangan lain didalam pemenuhan sarana dan prasarana didalam menunjang proses balajar mengajar. Bahkan tidak jarang ditemukan keadaan sekolah yang hampir saj ambruk karena terlalu lama tidak direnovasi hal ini membuat peserta didik belajar tidak nyaman ,kuatir bila terjadi kerobohan saat proses belajar sehingga dapat menyebabkan ketidak nyamanan didalam belajar.
b. Tenaga Pendidik
Apa pun bentuk pengelolaan perguruan tinggi, tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas produktivitas yang berkelanjutan, karena tahap akhir kualitas kinerja perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kualitas kinerja kolektif masing-masing anggota civitas akademika, termasuk di dalamnya,yakni dosen selaku tenaga pendidik. Dengan demikian maka pengelolaan tenga pendidik harus diperhatikan. Dengan kualitas tenaga pendidikan yang bermutu akan dapat membimbing mahasiswanya dengan profesional,mudah diterima penjelasannya dengan mudah oleh mahasiswa karena dapat menyajikan materi dengan logis,serta komunikatif.efisiensi belajar sebagai peserta didik
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Kebijaksanaan pemerintah didalam dunia pendidikan sangatlah berpengaruh didalam menentukan kualitas pendidikan.dengan kebijaksanaan pemerintah yang mendukung maka dunia pendidikan dapat berjalan dengan baik ,seperti perubahan didalam penggunaan kurikulum baru saat ini merupakan salah satu kebijaksanaan pemerintah yang patut didukung karena dengan perubahan kurikulum dapat menyesuaikan antara dunia pendidikan dengan perkembangan dunia.
Tetapi pada saat ini kebijaksanaan pemerintah masalah dana untuk alokasi pendidikan belumlah terlaksana sebagaimana tercantum dalam undang-undang dasar negara republik indonesia 1945 pasal 31 ayat 4 yang menyebutkan bahwa ”Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.” dengan minimnya dana yang dianggarkan merupakan salah satu factor penyebab rendahnya mutu pendidikan indonesia karena dengan keterbatasan dana maka sarana dan prasarana didalam penunjang pendidikan juga akan kurang mendukung mutu pendidikan , selain itu minimnya gaji guru dan dosen juga mengurangi motivasi mengajar.
d. Mutu Peserta Didik
 Terlepas darifaktor –faktor seperti tersebut diatas, factor yang teramat penting didalam meningkatkan mutu pendidikan adalah peserta didik itu sendiri. saat ini sarana dan prasarana mungkin bukan menjadi penghalang utama didalam mencari suatu ilmu,apalagi zaman seperti sekarang sudah banyak ilmu pengetahuan yang dapat dicari lewat internet,buku – buku atau sumber yang lainnya,begitu juga dengan pendidik(dosen atau guru) bukan satu-satunya sumber pengetahuan. Tetapi yang menjadi kunci utama tingginya mutu pendidikan sebenarnya adalah peserta didik itu sendiri. Tetapi pada kenyataannya,pada saat ini banyak dosen yang berkualitas,sarana prasarana yang memadai strutur kurikulum yang mendukung tidak membuat tingginya kualitas pendidikan di indonesia hal ini disebabkan oleh karena mahasiswa selaku peserta didik hanya mengandalkan dosen saja untuk memperoleh pengetahuan didalam proses belajar ,tanpa mau mencari pengetahuan dari sumber lain.

Bila peserta didik memiliki kualitas yang baik maka dosen akan dengan mudah dalam mendidik peserta didik menjadi seperti yang diharapkan. Pesertaq didik dikatakan berkualitas jika memiliki kesiapan belajar,dapat dengan mudah memahami konsep materi yang dibahas,serta dapat menjadi output yang lebih baik.

3. Pengaruh Menulis dalam Memajukan Pendidikan
Belakangan ini terjadi perubahan-perubahan besar dalam sejarah peradaban dunia yang perlu direspons dan diantisipasi oleh dunia pendidikan. Laju peradaban dunia kini telah memasuki era informasi yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang informasi, komunikasi dan teknologi. Hal ini menyebabkan informasi melimpah ruah melampaui batas-batas negara.
Dengan demikian, keunggulan dalam pemutakhiran pengetahuan dan kompetensi secara mantap dan berkelanjutan menjadi suatu keharusan. Pengetahuan manusia kini juga maju dengan cepat. Hal ini membawa implikasi yang sangat besar dalam bidang pendidikan. Pengetahuan seseorang akan lebih cepat usang, tidak relevan, dan kehilangan nilai. Kalau ingin tetap mutakhir pengetahuan, seseorang harus terus menerus diperbaharui dengan cara-cara belajar baru. Salah satunya dengan membudayakan membuat karya tulis ilmiah berupa makalah,laporan, atau lomba karya tulis ilmiah.
Sebagai konsekuensinya, peserta didik dituntut ikut berpartisipasi secara aktif dalam menjabarkan, mengembangkan, dan mengimplementasikan program-program sekolah/perguruan tinggi yang mendukung bagi terbentuknya suatu profil lulusan sesuai tuntutan kompetensi yang dirumuskan. Untuk menciptakan kondisi tersebut, setiap peserta didik dituntut mengembangkan beberapa sikap.
Pertama, kreatif dan inovatif dalam belajar. Kedua, menciptakan suasana kompetitif dalam belajar. Ketiga, menghargai dan menghormati setiap warga sekolah/perguruan tinggi. Keempat, aktif mengikuti berbagai perubahan dan perkembangan iptek yang sedang terjadi di masyarakat, untuk selanjutnya dibawa keperguruan tinggi/ sekolah sebagai bahan masukan bagi peningkatan kualitaspendidikan. Kelima, memiliki rasa memiliki terhadap berbagai program perguruan tinggi tempat ia menuntut ilmu.
Juwono Sudarsono (Mantan Mendikbud) mengungkapkan membaca dan menulis merupakan salah satu kompetensi dasar bidang pendidikan dan kebudayaan. Adapun kegiatan membaca perlu dilatihkan kepada peserrta didik untuk memantapkan kemampuan pemikiran konseptual, yang tercermin dari kegiatan merumuskan kata atau ungkapan yang mewakili gejala dalam kenyataan hidup. Aktivitas membaca juga perlu digiatkan terutama dalam kehidupan perkotaan yang makin marak ditandai oleh pengaruh media massa pandang dengar. Tujuannya adalah agar masyarakat kita tidak "rabun membaca" dan "lumpuh menulis".
Menulis perlu dimantapkan untuk melatih dan memadukan olah otak dengan gerak tangan (psikomotorik),Menulis juga melatih orang untuk berlaku cermat dalam merancang jalan pemikiran yang teratur dan terukur.
Membuat karya tulis mempunyai banyak nilai tambah yang bersifat mengembangkan yaitu dalam aspek personal, profesional, sosial, material, dan nilai-nilai lainnya yang saling terkait. Nilai personal atau pribadi, adalah nilai tambah yang berkenaan dengan pengembangan pribadi. Dengan adanya karya tulis yang dimuat, mahasiswa selaku peserta sisik akan memperoleh umpan balik yang memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan diri seperti adanya rasa kepuasan diri, meningkatnya rasa percaya diri, bertambahnya keterbukaan, kesiapan untuk menerima masukan dari pihak luar, makin meningkatnya motivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik, makin memperkuat diri dalam menghadapi berbagai tantangan,. Di samping itu, menuangkan berbagai gagasan dan aspirasi yang tersimpan dalam diri ke dalam suatu tulisan, merupakan satu wujud mekanisme psikologis penyesuaian dan pengembangan diri untuk mencapai kehidupan mental yang sehat dan seimbang.
Nilai profesional berkarya tulis baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dukungan pengembangan keprofesionalan karena dalam aktivitas menulis akan terjadi perluasan dan peningkatan wawasan pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan wawasan itu akan makin memperkokoh kualitas profesional peserta didik dan memberikan dorongan untuk belajar lebih bersemangat. Nilai sosial aktivitas menulis di adalah terjadinya komunikasi dengan pihak sejawat atau pihak lainnya yang membawa terjadinya proses berbagi pengalaman dan pengetahuan bagi pihak lain. Hal yang disajikan dalam tulisan akan dibaca oleh sejawat lain sehingga memberikan nilai sumbangsih atau sedekah bagi orang lain.








BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Kualitas pendidikan di indonesia masih sangat rendah
2. Faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan yaitu minimnya pengetahuan yang dimiliki peserta didik (mahasiswa)
3. Untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik (mahasiswa) maka budaya menulis merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh
4. Dengan budaya menulis mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan bukan hanya dari dosen tapi dari dunia luar

B. Saran
1. Hendaknya dosen didalam memberikan tugas berupa karya tulis (makalah) diteliti apakah itu hasil karya peserta didik sendiri atau bukan.
2. Guna melatih mahasiswa didalam membiasakan mengemukakan pendapat diharapkan tidak takut didalam membuat menulis suatu karya tulis
3. Dengan karya tulis mahasiswa dapat menggali ilmu pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan






DAFTAR PUSTAKA


Abbas E.W.2007. Menulis Sangat Mudah. Jakarta ; Mata Khatulistiwa
H Soedijarto. http://www.duniaesai.com
Mohamad Surya. 2007. Karya Tulis Guru di Media Massa.www.pikiran-rakyat.com
Mohd Najib .1997. Transformasi Pendidikan Dasar. Jakarta ; Kurnia Press
Mungin Eddy Wibowo. http://www.polarhome.com
Tarmizi Ramadhan. 2003. Ketamatan dan Kelulusan Peserta Didik. www.indomedia.com
Wahyudin Dinn. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta ; Dikti.Depdikbud
Yuli Zuardi Rais. 2004. Mau Kemana Mahasiswa Aceh. Aceh ; acehinstitute




No comments:

Post a Comment

Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........

alexa rank

langganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner