Fogarty mengemukakan sepuluh model yang dapat digunakan
untuk merancang pembelajaran terpadu yaitu: (1) Fragmented, (2) Connected,
(3) Nested, (4) Sequenced, (5) Shared,
(6) Webbed, (7) Threaded, (8) Integrated, (9) Immersed, dan
(10) Network
Model Fragmented, Connected, dan Nested
digunakan pada satu mata pelajaran (satu disiplin ilmu) atau single
discipline. Model Sequenced, Shared, Webbeb, Threaded, dan Integrated digunakan pada beberapa mata
pelajaran atau across several disciplines. Sedangkan model Immersed,
dan Network digunakan oleh seorang atau lebih pembelajar (With and
across Learner).
Berikut ini garis besar deskripsi dari
masing-masing model pembejaran terpadu.
Tabel 1 Ragam Model
Pembelajaran Terpadu
Nama Model
|
Deskripsi
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
|||||||||||
Terpisah (Fragmented)
|
Berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan saling
terpisah
|
Adanya kejelasan dan pandangan
yang terpisah dalam suatu mata pelajaran
|
Keterhubungan menjadi tidak jelas; lebih sedikit transfer
pembelajaran
|
|||||||||||
Keterkaitan/
Keterhubungan
(Connected)
|
Topik-topik dalam satu disiplin
ilmu berhubungan satu sama lain
|
Konsep–konsep utama saling
terhubung, mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan
asimilasi gagasan-gagasan dalam suatu disiplin
|
Disiplin-disiplin ilmu tidak
berkaitan; kontent tetap terfokus pada satu disiplin ilmu
|
|||||||||||
Berbentuk Sarang/
kumpulan (Nested) |
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, dan
kontent (contents skill) dicapai di dalam satu mata pelajaran (subject
area)
|
Memberi perhatian pada berbagai mata pelajaran yang
berbeda dalam waktu yang bersamaan,
memperkaya dan memperluas pembelajaran
|
Pelajar dapat menjadi bingung dan kehilangan arah
mengenai konsep-konsep utama dari suatu kegiatan atau pelajaran
|
|||||||||||
Dalam satu rangkaian (Sequence)
|
Persamaan-persamaan yang ada diajarkan secara
bersamaan, meskipun termasuk ke dalam mata pelajaran yang berbeda
|
Memfasilitasi transfer
pembelajaran melintasi beberapa mata pelajaran
|
Membutuhkan kolaborasi
yang terus menerus dan kelenturan (fleksibilitas) yang tinggi karena
guru-guru memilki lebih sedikit otonomi untuk mengurutkan (merancang)
kurikula
|
|||||||||||
Terbagi (Shared)
|
Perencanaan tim dan atau
pengajaran yang melibatkan dua disiplin difokuskan pada konsep, keterampilan,
dan sikap-sikap (attitudes) yang sama
|
Terdapat pengalaman-pengalaman
instruksional bersama; dengan dua orang guru di dalam satu tim, akan lebih
mudah untuk berkolaborasi
|
Membutuhkan waktu, kelenturan,
komitmen, dan kompromi
|
|||||||||||
Berbentuk jaring
laba-laba (Webbed)
|
Pengajaran tematis, menggunakan
suatu tema sebagai dasar pembelajaran dalam berbagai disiplin mata pelajaran
|
Dapat memotivasi
murid-murid: membantu murid-murid untuk melihat keterhubungan antar gagasan
|
Tema yang digunakan harus
dipilih baik-baik secara selektif agar menjadi berarti, juga relevan dengan
kontent
|
|||||||||||
Dalam satu alur
(Threaded)
|
Keterampilan-keterampilan sosial, berpikir, berbagai
jenis kecerdasan, dan keterampilan belajar ‘direntangkan’ melalui berbagai disiplin
|
Murid-murid
mempelajari cara mereka belajar; memfasilitas transfer pembelajaran
selanjutnya
|
Disiplin-disiplin ilmu
yang bersangkutan tetap terpisah satu sama lain
|
|||||||||||
Terpadu (Integrated)
|
Dalam berbagai prioritas yang
saling tumpang tindih dalam berbagai disiplin ilmu, dicari keterampilan,
konsep, dan sikap-sikap yang sama
|
Mendorong murid-murid untuk
melihat keterkaitan dan kesalingterhubungan di antara disiplin-disiplin ilmu;
murid-murid termotivasi dengan melihat berbagai keterkaitan tersebut
|
Membutuhkan tim
antardepartemen yang memiliki
perencanaan dan waktu pengajaran yang sama
|
|||||||||||
Immersed
|
Pelajar memadukan apa yang dipelajari dengan cara
memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai (area
of interest)
|
Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri
|
Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut
|
|||||||||||
Membentuk jejaring
(Networked)
|
Pelajar melakukan proses pemaduan topik yang
dipelajari melalui pemilihan jejaring pakar dan sumber daya
|
Bersifat proaktif; pelajar
terstimulasi oleh informasi, keterampilan, atau konsep-konsep baru
|
Dapat memecah perhatian
pelajar; upaya-upaya menjadi tidak efektif
|
Dari 10 model pembelajaran terpadu yan dikemukakan Fogarty di atas, yang
mudah digunakan oleh guru sebagai tahap awal untuk menerapkan pembelajaran
terpadu adalah dengan model connected (terhubung) dan model webbed (jaring
laba-laba).
Gambar 1
Model Connected
Model pembelajaran terpadu jenis connected ini menyajikan hubungan
yang eksplisit di dalam satu mata pelajaran, yaitu menghubungkan satu topik ke
topik lainnya, satu konsep ke konsep lainnya, satu keterampilan ke keterampilan
lainnya, atau satu tugas ke tugas lainnya. Pada model ini kunci utamanya adalah
adanya satu usaha secara sadar untuk menghubungkan bidang kajian dalam satu
mata pelajaran.
Model webbed pada dasarnya menggunakan pedekatan tematik, sehingga penggunaannya
sering disebut model tematik. Pendekatan ini, pengembangannya dimulai dengan
menentukan tema tertentu. Penentuan tema dapat
ditetapkan oleh guru dan siswa atau sesama guru. Setelah ada tema
dilanjutkan dengan sub-sub tema lainnya. Pemilihan sub tema haus memperhatikan
keterkaitan dengan tema, sebagai contoh: Tema Air,
sub tema Daur Air, Sumber Air, Pencemaran Air.
Gambar 2 Model Webbed
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........