Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan
prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:
Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk
memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep
tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret,
sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep
pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat
di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara
tentang berbagai jenis pasar lainnya.
Pengulangan akan memperkuat
pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan
agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar
pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya
sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan
siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara
tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.
Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan
memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang
diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa.
Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu
benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri
pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar.
Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan
lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.
Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar
tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru
dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar
siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan
memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi
contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.
Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan
berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu
dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga
semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil
terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga
tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan
ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator
kompetensi.
Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai
kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita
akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang
dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi
kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat
pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota
tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja
yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh
lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan
dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut
dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan
meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar
tuntas.
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........