Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan
secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang
fasilitator/guru. Dengan demikian maka
sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi
guru. Kalau guru memiliki fungsi
menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa
yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan
usianya.
·
Penulisan bahan ajar modul
Dalam menulis bahan ajar khususnya modul terdapat
beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
- Analisis SK dan KD
Analisis dimaksudkan untuk menentukan
materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar.
Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat inti dari materi
yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa dan
hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh siswa (critical learning
outcomes) itu seperti apa.
- Menentukan judul-judul modul
Judul modul ditentukan atas dasar KD-KD atau
materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Satu kompetensi dapat
dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar,
sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila
diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu
telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul. Namun apabila diuraikan menjadi
lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya
menjadi 2 judul modul.
- Pemberian kode modul
Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam
pengelolaan modul. Biasanya kode modul merupakan angka-angka yang diberi makna,
misalnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa.
Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/kelompok utama kajian atau aktivitas
atau spesialisasi pada jurusan yang bersangkutan. Misalnya jurusan IPA, nomor 1
digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.
- Penulisan Modul
Penulisan modul dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
* Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu modul merupakan spesifikasi
kualitas yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil
menyelesaikan modul tersebut. KD yang tercantum dalam modul diambil dari
pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak berhasil memiliki tingkah
laku sebagai yang dirumuskan dalam KD itu, maka KD pembelajaran dalam modul itu
harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini barangkali bahan ajar yang gagal, bukan
siswa yang gagal. Kembali pada terminal behaviour, jika terminal behaviour
diidentifikasi secara tepat, maka apa yang harus dikerjakan untuk mencapainya
dapat ditentukan secara tepat pula.
Contoh Rumusan KD yang harus
dikuasai:
Anda mampu menguji daya
hantar listrik berbagai larutan untuk membedakan larutan elektrolit dan non
elektrolit hasilnya memenuhi kriteria sebgai berikut:
1) Ada
rancangan percobaan elektrolit .
2) Terdapat
kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
3) Mengelompokkan
larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
4) Menjelaskan
penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
5) Menjelaskan
bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
* Menentukan alat evaluasi/penilaian
Criterion items adalah sejumlah pertanyaan
atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
menguasai suatu KD dalam bentuk tingkah laku. Karena pendekatan pembelajarannya
yang digunakan adalah kompetensi, dimana sistem evaluasinya didasarkan pada
penguasaan kompetensi, maka alat evaluasi yang cocok adalah menggunakan
pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment.
Evaluasi dapat segera disusun setelah ditentukan
KD yang akan dicapai sebelum menyusun materi dan lembar kerja/tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar evaluasi yang dikerjakan
benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.
Contoh evaluasi dari contoh
KD di atas:
No
|
(75% kriteria keberhasilan)*)
|
Ya
|
Tdk
|
1.
|
Ada rancangan percobaan elektrolit.
|
|
|
2.
|
Terdapat
kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan
hasil pengamatan.
|
|
|
3.
|
Mengelompokkan
larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat
hantaran listriknya.
|
|
|
4.
|
Menjelaskan
penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
|
|
|
5.
|
Menjelaskan
bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
|
|
|
|
Total
|
|
|
Catatan *) : Jika
75% dari ke-5 kriteria terpenuhi, maka dinyatakan lulus.
* Penyusunan Materi
Materi atau isi modul sangat tergantung pada KD
yang akan dicapai. Materi modul akan sangat baik jika menggunakan
referensi–referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber
misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya,
dapat saja dalam modul itu ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa
membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas
guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa
dapat melakukannya. Misalnya tentang
tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan
siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa SMA upayakan untuk
membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per-kalimat dan
dalam satu paragraf 3–7 kalimat.
Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi
sangat diperlukan, karena di samping memperjelas penjelasan juga dapat menambah
daya tarik bagi siswa untuk mempelajarinya.
* Urutan pembelajaran
Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam petunjuk
menggunakan modul. Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan materi tersebut
dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa
diarahkan kepada hal-hal yang harus dikerjakan
dan yang tidak boleh dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu
banyak bertanya, guru juga tidak perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan
kata lain guru berfungsi sebagai fasilitator.
* Struktur bahan ajar/modul
Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi
yang akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang akan
dilakukan. Secara umum modul harus
memuat paling tidak:
- Judul
- Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
- Kompetensi yang akan dicapai
- Informasi pendukung
- Latihan-latihan
- Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
- Evaluasi/Penilaian
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........