Istilah handout memang belum ada padanannya dalam
bahasa Indonesia. Handout biasanya
merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar
lainnya atau penjelasan dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan dua fungsi dari handout yaitu:
· Guna membantu pendengar agar
tidak perlu mencatat.
· Sebagai pendamping penjelasan
si penceramah/guru.
Sebuah handout harus memuat paling tidak:
· Menuntun pembicara secara
teratur dan jelas
· Berpusat pada pengetahuan
hasil dan pernyataan padat.
· Grafik dan tabel yang sulit
digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.
Sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas bahwa
handout disusun atas dasar KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka handout harus diturunkan
dari kurikulum. Handout biasanya
merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya peserta didik dalam
belajar untuk mencapai kompetensinya.
Langkah-langkah menyusun handout adalah sebagai
berikut:
·
Melakukan analisis kurikulum
·
Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan
dicapai.
·
Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi terkini dan relevan dengan
materi pokoknya.
·
Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak
terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak
lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3
– 7 kalimat saja.
·
Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca
orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
·
Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
·
Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout
misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........