Media adalah
sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media
merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang berasal dari bahasa latin yang
berarti “antara”. IstilahMedia dapat kita artikan sebagai
segala sesuatu yang menjadi perantara atau penyampai informasi dari pengirim
pesan kepada penerima pesan.
Berbicara
mengenai Media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas,
oleh karena itu saat ini masalah Media kita batasi kearah yang relevan
dengan masalah Pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai Media
Pembelajaran. Briggs menyebutkan bahwa
Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa Media
merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang dapat
dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca.Dengan demikian Media Pembelajaran adalah
sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan Pembelajaran.
Pembelajaran adalah
sebuah proses komunikasi antara pembelajar,pengajar dan bahan ajar. Komunikasi
tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau Media.
Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi Pembelajaran yang ada dalam
kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilitator atau sumber lain ke
dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maupun simbol non verbal
atau visual.
Untuk
menyampaikan pesan Pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru menggunakan
alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain
yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta mempertinggi
daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Denganberkembangnya teknologi pada pertengahan abad ke 20 guru
jugamenggunakan alat bantu audio visual dalam prose Pembelajarannya.Hal ini
dilakukan untuk menghindari verbalisme yang mungkin terjadijika hanya
menggunakan alat bantu visual saja.
Penggunaan
Media
dalam Pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman
yang bermakna bagi siswa. PenggunaanMedia dalam Pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga
tahapan yaitu enaktif, ikonik, dan simbolik.
1.
Tahap enaktif yaitu tahapdimana
siswa belajar dengan memanipulasi benda-benda konkrit.
2.
Tahap ikonik yaitu suatu tahap
dimana siswa belajar denganmenggunakan gambar atau videotapes.
3.
Sementara tahap simbolikyaitu
tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol.
Prinsip
tahapan Pembelajaran dari Jerome S Bruner ini dapat kita terapkan dalam
“Kerucut Pengalaman” atau “cone of experience” yang dikemukan Edgar Dale pada
tahun 1946, seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Gambar
1: Dale’s Cone of Experience
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........