sponsored

Friday, January 11, 2013

SELEKSI ALAM

Seleksi Alam

Pada tahun 1831, Darwin mengadakan pelayaran melalui semenanjung laut Amerika Selatan selama 5 tahun yang berakhir pada sumbangannya yang besar bagi ilmu pengetahuan melalui temuan teorinya, yakni Evolusi Kehidupan di Planet Bumi.
Salah satu tempat yang ia kunjungi adalah kepulauan Galapagos, yang merupakan surga bagi berbagai jenis mahkluk hidup, termasuk 13 spesies burung kutilang. Ia ingin mengetahui mengapa begitu banyak jenis burung kutilang yang datang untuk menghuni pulau itu. Ia beralasan bahwa burung-burung tersebut tidak dapat bermigrasi ke tempat lain karena jenisnya tidak ada di tempat tersebut. Ia menyarankan bahwa berbagai spesies merefleksikan proses operasi, yang kemudian ia sebut dengan Seleksi Alam.
Secara umum, teori Seleksi Alam menyarankan bahwa organisme yang beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya, akan memproduksi lebih banyak Keturunan daripada organisme yang tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya. Selanjutnya, organisme yang memiliki ciri pembawaan untuk mampu bertahan hidup akan menjadi lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki ciri pembawaan untuk mampu bertahan hidup. Hal itu membuat Darwin sampai pada kesimpulan bahwa spesies dapat berubah dengan cepat dAlam merespon lingkungan setempat.
Darwin telah memberikan dasar teori tentang evolusi yang kemudian memacu para peneliti lain melakukan penelitian. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa Seleksi Alam dapat memberikan pengaruh yang cukup dramatis, bahkan dAlam jangka waktu yang pendek. Hasil penelitian Peter dan Rosemary Grant, yang mengamati tentang hujan, cadangan makanan, dan jumlah populasi burung kutilang di kepulauan Galapagos, menghasilkan bahwa jumlah populasi burung tersebut mencapai lebih dari 1000 pada tahun 1976 dan burung kutilang yang fisiknya lebih besar dan memiliki paruh yang tebal mempunyai kemampuan adaptasi untuk bisa bertahan hidup lebih baik dari pada mereka yang memiliki badan kecil dengan paruh yang tidak tebal.
Salah satu pertanyaan penting yang mana Darwin belum menemukan jawabannya adalah bagaimana perkembangan populasi pendahulu yang mana satu spesies mampu menjadi dua spesies. Hasil penelitian Grant mampu menjelaskan bahwa spesies baru tersebut muncul ketika dua populasi yang berasal dari spesies aslinya terpisah secara geografis dan kemudian mereka berkembang dAlam merespons lingkungan yang berbeda.
Memahami lebih lanjut tentang Seleksi Alam, tentu harus memahami pula kosa kata dAlam teori evolusi Darwin, yakni Genotip dan Penotip.
1)    Genotip dan Penotip
Genotip merupakan struktur genetic turunan dari orang tuanya. Dan dAlam kajian tentang burung kutilang tadi, genotip ini merujuk pada perilaku dan perkembangan burung kutilang. Selanjutnya, Penotip merupakan tampilan luar dan sejumlah perilaku. DAlam konteks burung kutilang tersebut, Penotip menunjuk pada paruh yang kecil dan mampu mematuk biji-bijian yang kecil.
Jika terdapat cadangan makanan berupa biji-bijian dAlam berbagai bentuk, penotip tersebut di atas akan mampu bertahan hidup dengan melakukan persaingan dengan burung kutilang yang memiliki paruh besar. Jika tersedia biji-bijian kecil, maka kutilang dengan paruh kecil akan beruntung dan sebaliknya.

Hanya burung kutilang yang mampu bertahan hidup dapat bereproduksi dan menurunkan genotipnya. Oleh karena itu, jika lingkungan menyediakan biji-bijian dAlam kurun waktu yang lama, maka burung kutilang itu hanya akan mampu memakan biji-bijian kecil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tekanan lingkungan dapat mempengarui perubahan perilaku,

No comments:

Post a Comment

Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........

alexa rank

langganan

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner