Seleksi Alam
Pada tahun 1831, Darwin
mengadakan pelayaran melalui semenanjung laut Amerika Selatan selama 5 tahun
yang berakhir pada sumbangannya yang besar bagi ilmu pengetahuan melalui temuan
teorinya, yakni Evolusi Kehidupan di Planet Bumi.
Salah satu tempat yang ia
kunjungi adalah kepulauan Galapagos, yang merupakan surga bagi berbagai jenis
mahkluk hidup, termasuk 13 spesies burung kutilang. Ia ingin mengetahui mengapa
begitu banyak jenis burung kutilang yang datang untuk menghuni pulau itu. Ia
beralasan bahwa burung-burung tersebut tidak dapat bermigrasi ke tempat lain
karena jenisnya tidak ada di tempat tersebut. Ia menyarankan bahwa berbagai
spesies merefleksikan proses operasi, yang kemudian ia sebut dengan Seleksi
Alam.
Secara umum, teori Seleksi
Alam
menyarankan bahwa organisme yang beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungannya, akan memproduksi lebih banyak Keturunan daripada
organisme yang tidak mampu beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya.
Selanjutnya, organisme yang memiliki ciri pembawaan untuk mampu bertahan hidup
akan menjadi lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki ciri pembawaan untuk mampu bertahan hidup. Hal itu membuat Darwin
sampai pada kesimpulan bahwa spesies dapat berubah dengan cepat dAlam
merespon lingkungan setempat.
Darwin telah memberikan
dasar teori tentang evolusi yang kemudian memacu para peneliti lain melakukan
penelitian. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa Seleksi Alam
dapat memberikan pengaruh yang cukup dramatis, bahkan dAlam jangka waktu yang
pendek. Hasil penelitian Peter dan Rosemary Grant, yang mengamati tentang
hujan, cadangan makanan, dan jumlah populasi burung kutilang di kepulauan
Galapagos, menghasilkan bahwa jumlah populasi burung tersebut mencapai lebih
dari 1000 pada tahun 1976 dan burung kutilang yang fisiknya lebih besar dan
memiliki paruh yang tebal mempunyai kemampuan adaptasi untuk bisa bertahan
hidup lebih baik dari pada mereka yang memiliki badan kecil dengan paruh yang
tidak tebal.
Salah satu pertanyaan penting
yang mana Darwin belum menemukan jawabannya adalah bagaimana perkembangan
populasi pendahulu yang mana satu spesies mampu menjadi dua spesies. Hasil
penelitian Grant mampu menjelaskan bahwa spesies baru tersebut muncul ketika
dua populasi yang berasal dari spesies aslinya terpisah secara geografis dan
kemudian mereka berkembang dAlam merespons lingkungan yang
berbeda.
Memahami lebih lanjut
tentang Seleksi Alam, tentu harus memahami pula kosa
kata dAlam teori evolusi Darwin, yakni Genotip dan Penotip.
1)
Genotip dan Penotip
Genotip merupakan struktur
genetic turunan dari orang tuanya. Dan dAlam kajian tentang burung kutilang
tadi, genotip ini merujuk pada perilaku dan perkembangan burung
kutilang. Selanjutnya, Penotip merupakan tampilan luar dan sejumlah perilaku.
DAlam
konteks burung kutilang tersebut, Penotip menunjuk pada paruh yang kecil dan
mampu mematuk biji-bijian yang kecil.
Jika terdapat cadangan
makanan berupa biji-bijian dAlam berbagai bentuk, penotip
tersebut di atas akan mampu bertahan hidup dengan melakukan persaingan dengan
burung kutilang yang memiliki paruh besar. Jika tersedia biji-bijian kecil,
maka kutilang dengan paruh kecil akan beruntung dan sebaliknya.
No comments:
Post a Comment
Mohon Tinggalkan Komentar anda untuk kebaikan blog ini.........